Indonesia Bikin Bangga : Lupis Ketan vs Tteokpokki dan Bungeoppang

“Saya ingat Almarhum ibu pernah bilang jangan pernah bawa jajanan itu kalau berkendara di pedalaman jalan Kalimantan”.

Selain sang ibu, adik iparnya juga sudah mengingatkan agar tak usah membawa kue lupis karena pulangnya malam hari. Kalaupun mau dibawa agar dilemparkan sedikit kejalanan sambil mengucapkan, “Datuk kami berbagai kue, kami jangan diganggu,” ujarnya menirukan.

“Tapi suami saya tetap ngotot untuk membawanya dengan alasan tahayul dan belum ada buktinya. Walaupun sedikit jengkel kue lupis itu akhirnya kita bawa juga,” katanya.

Nah disinilah kisah horor itu dimulai. Ceritanya saat itu ketika magrib ia dan keluarganya sudah memasuki sekitar Jembatan Pulang Pisau, jembatan sepanjang hampir 500 meter diatas Sungai Kahayan.

Saat berada di jembatan, sang istri merasa seperti ada orang yang menepuk lengannya sebanyak dua kali. Ia pun menoleh ke arah sang suami, tapi ternyata suaminya sedang mendengkur di bangku belakang.

indonesia bikin bangga ketan story
Sang istri pun berhenti dan memutuskan untuk 'membagi' kue dan bergantian menyopir dengan suami adiknya. Namun justru saat tak menyopir inilah semakin banyak ‘penduduk alam lain’ yang datang menyapa dan seolah-olah ingin meminta jatah kue itu.

Kejadian ini terus menerus hingga memasuki jalan layang di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau. Ia juga merasakan setelah sang suami gantian menyopir ternyata suaminya semakin ngebut dan saat ditegur suaminya mengatakan tidak ngebut.

Kejadian horor yang silih berganti itu kata dia berlangsung hampir dua jam selama perjalanan dari Kabupaten Pulang Pisau ke Palangka Raya. Saat masuk kota Palangka Raya barulah kondisi kembali normal.

“Dengan kejadian ini saya kapok dan tak mau lagi membawa jajanan seperti itu saat berkendara pada malam hari di jalan Trans Kalimantan,” katanya.

(Cerita di atas saya tulis kembali dari kisah nyata tulisan Dhan di Kalteng Today tanpa mengubah alur dan inti cerita).

Boleh percaya boleh tidak, namun cerita-cerita seperti di atas sering sekali saya jumpai. Entah itu saya baca dari internet, dari pengalaman seorang teman yang sedang bekerja di Kalimantan, dan juga beberapa kawan yang punya keluarga di sana.

Terlepas dari kisah horor tentang ketan, saya turut bangga jika ketan lupis diketahui juga sebagai makanan favorit penduduk alam lain. Itu artinya khas-nya kue lupis ini sudah melebihi go international dong ya. Hehe, becanda. Walaupun saya sendiri tidak akan berani juga jika menemui hal-hal mistis semacam itu di jalanan gara-gara ketan. Namun cerita dibalik ketan juga termasuk budaya lokal yang perlu kita lestarikan bukan?

Sudah dulu ya cerita horornya, saya pengin banget nih pamer soal lupis ketan yang baru saja saya beli dari seorang teman kemarin.

Indonesia Bikin Bangga. Cerita dalam Sepiring Lupis Ketan

Bertemu lupis pertama kali di pasar saat umur lima tahunan. Pasar yang jaraknya hanya dua menit saja dari rumah. Dulu, nenek saya juga berjualan di dekat pasar itu. Jualan sembako dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya.

Ibu termasuk salah seorang yang paling berjasa dalam hal pengenalan jajanan tradisional ke anak-anaknya. Dulu kalau teman-teman saya di TK dibawakan bekal kue-kue yang lucu, atau roti dengan meses, hingga ciki-cikian, saya harus puas dengan jajanan tradisional yang dibeli Ibu dari pasar tiap pagi.

lupis ketan
lupis ketan kesukaan dengan taburan kelapa dan siraman gula merah

Meskipun isinya cuma karbohidrat sih..

Kata Ibu, jajanan semacam itu lebih sehat dibandingkan saya harus jajan ciki-cikian di warung depan sekolah. Mulai dari pisang goreng, apem, tempe mendoan, kucur, lupis ketan, ketan bubuk, cenil, horog-horog, sampai jajanan manis dari tepung terigu yang bentuknya memanjang seperti usus ayam.

Semuanya dibungkus dalam wadah/tepak makan yang setiap hari saya bawa ke sekolah, lalu sepulang sekolah kadang akan kembali dalam keadaan utuh karena saya bosan dengan jajanan pasar. Namun sekarang saya menyesali itu. Karena jajanan pasar seperti itu sudah mulai jarang dijual di sini.

Kalaupun ada, rasanya tidak seenak dulu. Jadi kalau mau menikmati jajanan pasar seperti lupis ketan kesukaan saya, harus pesan ke salah seorang teman yang pintar membuat jajanan seperti itu, meskipun rumahnya lumayan jauh dari tempat tinggal saya. Tidak bisa beli kapan saja.

Duh jangan-jangan lupis ketan jumlah pembuatnya sudah mulai langka nih? Seperti langkanya burung manu' niu dari Pulau Sangihe?

Lupis Ketan Kebanggaan Wong Jowo

Lupis merupakan makanan khas Indonesia terutama daerah Jawa. Ada dua bentuk lupis yang umum ditemui, yaitu segitiga atau bulat memanjang seperti lontong. Lupis dibuat dari beras ketan yang  dimasak lalu dibungkus dengan daun pisang.

Lupis yang saya jumpai dulu saat masih kecil adalah lupis berbentuk bulat memanjang seperti lontong lalu diiris-iris ketika akan disajikan. Ditambah taburan kelapa muda yang diparut dan juga gula merah cair di atasnya. Namun lupis yang sering saya beli saat ini berbentuk segitga, dengan bungkusan daun pisang yang khas dan aromanya bikin kita lapar.

Untuk teman-teman yang belum pernah merasakan lupis, jajanan ini memiliki tekstur kenyal dan lembut ketika dikunyah. Meski bentuknya berbeda-beda, tetapi rasanya sama saja kok.

Kue lupis konon telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kue ini juga diklaim menjadi penganan asal beberapa daerah, seperti Jakarta, Lumajang, dan pulau Jawa lainnya. Masyarakat Jawa kompak mengenalnya dengan sebutan lupis.

Hingga kini, lupis masih bertahan eksistensinya bersama dengan kue basah tradisional lainnya. Biasanya kue lupis dijajakan di pasar-pasar pada pagi hari bersama dengan klepon, cenil, horog-horog, gemblong maupun lontong. Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, kue lupis cocok untuk sarapan.

Ternyata bukan hanya nikmat saat disantap bersama siraman gula merah, kue lupis juga memiliki banyak filosofi di balik pembuatannya yang terbilang cukup mudah. Bagi masyarakat Jawa, kue lupis yang berbahan dasar ketan dan lengket jika sudah matang di balik bungkus pisang ini memiliki arti rasa eratnya persaudaraan.

lupis ketan
lupis ketan dengan bungkusan daun pisang yang ramah lingkungan

Sama seperti sifat lengket beras ketan jika sudah matang, hal ini juga diharapkan masyarakat agar rasa persaudaraan tercipta dengan tulus dan saling peduli satu sama lain. Rekat serekat butiran-butiran ketan dalam kue lupis.

Teman-teman sadar ngga sih kalau filosofi jajanan pasar itu selalu mengandung makna yang dalam? Coba deh kita tanya orangtua atau nenek kita masing-masing kalau masih ada. Pasti ada makna yang dalam di setiap makanan yang mereka buat dari resep yang turun temurun itu.

Semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat lupis pun ada di tanah kita, Indonesia. Mulai dari daun pisang, daun pandan, kelapa parut, gula merah, tepung maizena dan bahan utama berupa beras ketan yang menjadi salah satu komoditas lokal Indonesia.

Lupis Ketan Kalahkan Corndog, Tteokpokki, Bungeoppang, Sandwich, dan Jajanan Bule Lainnya

Siapa nih yang masih suka jajan food street semacam Ttekokppokki, Bungeoppang, Egg toast, dan kawan-kawannya? Hehe..

Ngga salah sih, namanya juga jalan mencari rizki. Terlebih lagi makanan-makanan diatas sudah sangat familiar di telinga kita karena pengaruh drama Korea yang mendunia. Sepertinya hanya beberapa generasi Boomers yang tidak tahu apa itu Tteokpokki dan kawan-kawannya.

Kalau seumuran saya sih, minimal sudah pernah nonton Secret Garden atau Hospital Playlist lah ya. Sering sekali jajanan tersebut di atas ditampilkan di drama Korea yang hits. Sebagai manusia yang punya rasa penasaran, tentu kita tertarik untuk mencobanya.

Apalagi kini jajanan Korea seperti itu sudah tidak sulit ditemui di kota-kota. Ditambah dengan pesatnya kemajuan teknologi yang memungkinkan kita untuk mendapatkan sesuatu hanya dengan sentuhan dari gawai kita.

Tinggal sentuh beberapa kali, makanan itu akan sampai di depan mata.

Coba bedakan dengan jajanan tradisional semacam kue lupis, cenil, dan kawan-kawannya. Jarang banget yang jual di lapak online. Semata karena minat masyarakat juga rendah pada jajanan seperti itu. Kalau bukan bapak-bapak atau ibu-ibu kantoran yang pesan. Sedikit sekali sepertinya dari generasi millenial seperti saya dan teman-teman semua.

lupis ketan bangga jadi indonesia

Oleh karena itu sedini mungkin saya mencoba mengenalkan jajanan pasar semacam ini pada anak saya. Semata agar dia ingat dengan jajanan yang pernah membuat Ibunya bahagia. Meskipun saya juga suka dengan jajanan Korea, tapi saya tak akan melupakan lembutnya ketan yang saya gigit dari kue lupis.

Saya yakin, kue lupis, cenil, jenang wajik, dan yang semacamnya itu akan mengalahkan street food ala-ala Korea Selatan itu. Apalagi sekarang teman saya sang pembuat lupis ketan yang saya gemari sudah mulai merambah dunia online dalam pemasarannya.

Bukan tidak mungkin lupis ketan akan mendunia sebagaimana tteokpokki, bungeoppang dan corndog yang saat ini populer di jalanan berbagai negara. Bukan tidak mungkin lupis ketan jadi hidangan eksklusif di istana-istana kenegaraan :) Kamu yakin kan? Saya sih yakin. Karena kalau kita kenal dengan si ketan ini, kita akan bangga lho karenanya.

Mengapa? Simak saja bagaimana manfaatnya. Juga bagaimana ia punya peluang untuk jadi komoditas lokal yang bisa go international.

Lupis ketan, Made in Indonesia

Suatu pasti Indonesia bikin bangga karena jajanan khas Indonesia itu sudah masuk ke restoran, gerai makanan, kedai, hingga street food di negara-negara lain di dunia. Yuk kita dukung saja dengan edukasi pada masyarakat serta membangun branding lupis ketan lewat tulisan yang tidak akan hilang ditelan masa.

Manfaat Beras Ketan

Beras merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang yang tinggal di Indonesia pernah mengonsumsi olahan beras. Kebanyakan masyarakat hanya mengenal jenis beras putih untuk dikonsumsi setiap hari, padahal masih banyak jenis beras yang tak kalah bermanfaat untuk kesehatan.

indonesia bikin bangga

Salah satu jenis beras yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan adalah beras ketan. Sebagian masyarakat menggunakan beras ketan untuk berbagai macam olahan menu makanan seperti kue. Rasanya yang gurih dan lezat menjadikan beras ketan cukup digemari oleh semua kalangan.

Selain memiliki cita rasa yang gurih, beras ketan juga mengandung zat tembaga yang berfungsi efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga fungsi otak. Tak hanya itu, ada banyak manfaat beras ketan lainnya yang penting untuk diketahui. Berikut manfaat beras ketan untuk kesehatan yang dilansir dari merdeka.com :

1. Beras Ketan untuk Diet Gluten 

Manfaat beras ketan yang pertama adalah bantu turunkan berat badan. Beras ketan tidak mengandung gluten, sehingga cocok dikonsumsi orang yang sedang menjalankan program diet gluten. Selain itu, beras ketan juga rendah lemak yang dapat membantu menurunkan berat badan.

Melansir dari jurnal Nature Communications, diet gluten diperuntukkan bagi mereka yang mengidap penyakit celiac atau sensitivitas gluten. Orang-orang ini harus menghindari gluten agar terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan tubuh. Mengonsumsi beras ketan secara rutin dan teratur, bisa membantu program diet gluten agar berat badan cepat turun lho.

2. Menjaga Kesehatan Tulang

Tak hanya bisa bantu turunkan berat badan, manfaat beras ketan juga mampu menjaga kesehatan tulang. Kandungan nutrisi pada beras ketan berperan penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Selain itu, kandungan kalsium pada beras ketan juga menurunkan risiko gigi rusak, katarak, dan penyakit otak.

3. Mencegah Penyakit Jantung

Sebagaimana kita tahu, penyakit jantung menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan sejak dini. Adapun cara mencegah penyakit jantung adalah mengonsumsi beras ketan secara teratur.

Kok bisa? Pasalnya, beras ketan memiliki kandungan jumlah lemak yang rendah. Satu setengah cangkir beras ketan menyediakan kurang dari 2 gram protein dan kurang dari seperempat gram lemak. Lemak berlebih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan kolesterol.

4. Menjaga Kesehatan Kulit

Manfaat beras ketan berikutnya, yaitu menjaga kesehatan kulit. Kandungan antioksidan pada beras ketan berperan penting untuk memproduksi kolagen dengan cepat, sehingga mampu menjaga elastisitas kulit. Selain itu, beras ketan juga mengandung vitamin C, B6, dan E yang berfungsi efektif untuk menjaga kelembapan kulit.

Selain dikonsumsi, beras ketan bisa dijadikan bahan perawatan kulit seperti masker atau lulur. Beras ketan bahkan telah lama dijadikan bahan perawatan kulit tradisional masyarakat Asia.

5. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Sebagaimana kita tahu, seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah rentan terkena berbagai macam penyakit. Salah satu cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah mengonsumsi beras ketan. Karena beras ketan memiliki kandungan vitamin, tembaga, dan vitamin B yang mampu memperkuat sistem imun tubuh.

Selain itu, beras ketan juga dapat membantu menjaga metabolisme tubuh berjalan dengan baik dan sehat. Selenium dan berbagai vitamin serta mineral lainnya dalam ketan mengandung sifat antioksidan dalam tubuh, yang dapat menurunkan risiko penyakit kronis dan mengurangi stres oksidatif dalam tubuh.

Jadi ngga heran ya kenapa Ibu saya sampai selalu memberikan bekal jajanan pasar, khususnya ketan lupis. Selain enak, manfaatnya pun juga banyak.

Selain itu, jajanan tradisional selalu memberikan sajian yang ramah lingkungan. Pembungkus mereka kebanyakan dari daun pisang. Bukan plastik yang akan sangat sulit teruraikan.

Diversifikasi Ketan Jadikan Ketahanan Pangan

Dulu, ketika tidak ada beras karena mahal, Ayah dan saudara-saudara Ayah makan ketan dengan taburan kelapa di atasnya. Lalu diberi garam sedikit.

Ketan sejak dulu menjadi pengganti beras nasi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Diversifikasi ketan menjadi berbagai macam penganan yang enak dan menyehatkan ini tentu menjadi salah satu inovasi ketahanan pangan kakek nenek kita dulu.

Mulai dari ketan lupis, nagasari, klepon, hingga ketan bubuk yang enak dan gurih. Beras ketan bisa tumbuh di lahan yang kering dan tandus, berbeda dengan beras nasi yang harus tumbuh di lahan yang basah. Inilah yang menjadi kelebihan serta keuntungan orang-orang saat itu yang lebih memilih menanam ketan dibanding beras nasi, apalagi saat musim kemarau.

Tagline Diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan telah lama ada dalam denyut aktivitas nenek moyang kita. Tidak ada beras nasi, beras ketan pun jadi. Tak ada lauk pauk, beras ketan pun sudah cukup. 

Karena ia bisa menjadi jenis kue apapun yang mengenyangkan juga memanjakan lidah. Meskipun saat ini beras ketan lebih mahal ketimbang beras nasi, namun semua itu menandakan bahwa para nenek dan kakek kita dulu sudah punya pandangan jauh ke depan tentang pemanfaatan beras ketan sebagai pengganti nasi.

Beras ketan tidak hanya bisa menjadi lupis. Tapi juga bisa didiversifikasi menjadi beberapa penganan khas Indonesia yang memikat, seperti :

  • Kelepon
  • Lemper
  • Semar mendem
  • Wajik ketan
  • Rengginang
  • Bubur Ketan
  • Kue talam lapis ketan
  • Onde-onde
  • Gemblong
  • Intip ketan
  • Wingko Babat
  • Brem Madiun
  • Dodol
  • Jenang Grendul
    diversifikasi produk ketan
    photo's source : idntimes.com

Bukan tidak mungkin ketan akan menjadi komoditas lokal Indonesia yang bisa diekspor ke berbagai negara. Saat ini, jumlah ketan hitam yang diekspor keluar negeri oleh petani lokal kita pun sudah sangat banyak.

Ketan Indonesia Go Global

Melansir dari Kompas, saat ini, masyarakat di Eropa sedang gemar mengonsumsi karbohidrat non gluten terutama organik, salah satunya ketan hitam. Perkembangan tren tersebut kemudian membuka peluang Indonesia untuk mengekspor komoditas ketan hitam.

Banyak eksportit ketan hitam yang ingin mengembangkan olahan ketan hitam Indonesia menjadi produk ekspor. 

Bayangkan jika rengginang yang biasa menjadi penganan khas lebaran yang bikin zonk ini bisa jadi crackers yang sehat dan non gluten. Akan lebih baik disajikan jika dibandingkan olahan tepung.

Tidak hanya di Eropa, pangsa pasar beras ketan hitam organik Indonesia masih terbuka luas di banyak negara. Karena itu, pengembangan budidaya beras tersebut memiliki potensi besar untuk kebutuhan ekspor. 

Bersyukur sekali untuk saat ini Indonesia sudah berpikir ke arah yang lebih jauh tentang ketan ini. Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebutkan Kementan saat ini sebagai jembatan antara petani dan eksportir berusaha memperpendek rantai pemasaran. Sehingga ketan hitam Indonesia akan banyak disukai oleh pasar luar maupun lokal.

Menjaga Lingkungan Hidup dan Memelihara Keanekaragaman : Indonesia Bikin Bangga dong!

Bangga jadi Indonesia. Ungkapan itu rasanya tak berlebihan dan bukan hanya sekadar sikap  nasionalisme saya sebagai warga negara Indonesia.

Meskipun dalam banyak hal Indonesia tertinggal dengan negara-negara lain, namun saya tetap bangga jadi Indonesia. Kalau kita berbicara soal kekayaan alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, rasanya tak akan habis membicarakannya meski menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendalaminya.

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah gunung api serta hutan hujan terbanyak di dunia. Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak laut. Hal ini menyebabkan ekosistem di Indonesia bermacam- macam. Lokasi dari Indonesia sendiri juga menyebabkan jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia bermacam- macam.

Letaknya yang strategis ini menjadikan Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Tidak heran jika banyak negara asing yang ingin 'menguasai' Indonesia.

Oleh karena itu Indonesia butuh orang yang bangga akan dirinya. Kebanggaan itulah yang akan mengarahkan manusia untuk turut serta menjaga lingkungan hidup di sekitarnya agar apa yang dibanggakan itu tidak berubah pesonanya.

Sudah sepantasnya kita yang mengaku bangga jadi Indonesia ini ikut menjaga dan melindungi flora Indonesia, menjaga dan melindungi hutan yang menjadi denyut bumi kita, serta menjaga dan melindungi fauna Indonesia yang menjadikan ekosistem kita seimbang.

Menjaga lingkungan hidup berarti juga memelihara keanekaragaman yang ada di Indonesia. Begitu juga jika melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan yang menjadi tempat tinggal kita. Bersyukur masih ada tradisi budaya seperti lepetan, jenang abangan, dan juga berbagai macam tradisi lainnya.

Lepetan ini menjadi salah satu tradisi warga Indonesia yang Muslim ketika lebaran Idul Adha dan Idul Fitri tiba. Sedangkan jenang abangan adalah tradisi di sekitar kita yang dilakukan ketika menamai anak yang baru saja dilahirkan

Tradisi Lepetan dan Jenang Sepasaran, Melestarikan Budaya Artinya Ikut Menjaga Lingkungan 

Sajian lepet dibungkus menggunakan janur dan diikat menggunakan tali bambu. Bukan tanpa alasan, cara penyajian ini memiliki filosofi tersendiri, lho. Berbagai sumber menyebutkan bahwa proses  membuka tali bambu pada lepet dikaitkan dengan pemberian maaf serta mengurai permasalahan secara perlahan. Selain itu, nama lepet berasal dari istilah 'lepat' yang berarti 'maaf'.

Khas orang Indonesia yang sangat mudah memaafkan :)

keanekaragaman kultur indonesia

Selain itu lepet terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan kelapa dan kacang tanah. Lepet memiliki cita rasa yang gurih dan tekstur lengket dan liat. Pembuatannya pun cukup sederhana, beras ketan yang telah dikukus setengah matang dicampur dengan santan dan daun pandan.

Kemudian, campuran tersebut direbus setengah matang hingga santannya meresap sempurna. Beberapa orang juga kerap menambahkan parutan kelapa agar rasa dari lepet semakin gurih dan nikmat. Pernah makan lepet kan?

Seringkali tradisi ini menjadi puncak silaturahim di berbagai kota dan desa. Ketika tradisi ini  dilaksanakan, banyak juga lho wisatawan mancanegera yang turut mengabadikannya. Tradisi bagus seperti ini tentu harus dilestarikan bukan? Berwisata tanpa merusak alam, apalagi kalau yang disajikan adalah jajanan tradisional seperti ini, saya yakin semakin sedikit sampah plastik yang dihasilkan.

Karena untuk pembungkus jajanannya sendiri saja tidak menggunakan bahan plastik sama sekali. Pemanfaatan maksimal dari alam seperti ini perlu kita lestarikan juga lho. Selain rasanya yang lebih enak, sampah plastik pun bisa lebih dikurangi pemakaiannya :)

Tidak hanya lepetan, tradisi jenang sepasaran dan lainnya pun juga perlu kita lestarikan tanpa merusak lingkungan. Jenang sepasaran sendiri adalah salah satu tradisi dari berbagai macam jenis jenang yang sengaja dibuat untuk waktu dan tujuan tertentu.

Jenang sepasaran diperuntukkan setelah bayi diberi nama selepas kelahirannya. Bertujuan untuk menyambut kehadiran bayi setelah ia diberi nama, artinya bayi ini telah hadir di tengah-tengah kita.

Masih banyak lagi tradisi yang melibatkan kuliner tradisional khas Indonesia, yang kelak akan menjadi warisan bagi anak cucu kita. 

Sesungguhnya nenek moyang kita terdahulu pun telah berpesan pada kita bahwa dalam setiap makanan yang dibuat itu mengandung harapan. Harapan yang tidak turut merusak alam. Harapan untuk melestarikan kekayaan alam yang tersimpan untuk umat manusia.

indonesia bikin bangga

Sampai di sini, masihkah tidak merasa bahwa Indonesia bikin bangga kita semua? Keanekaragaman penganannya, kekayaan alamnya hingga suatu waktu pernah dibuat lirik lagu :

“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”.

Lirik tersebut benar adanya. Apa sih yang ngga bisa ditanam di Indonesia? Tsaah!

Kalau teman caravan, kue tradisional mana nih yang paling disuka dan bikin bangga? Share di kolom komentar yuk!


Referensi pendukung :

kompas.com

Kalteng Today

idntimes.com

ilmugeografi.com

31 comments

  1. Makanan kesukaanku mbaaak. Tapi di sini bentuknya kek lontong semua hehehhe. Enak dan bikin kenyang

    ReplyDelete
  2. Serem amat kisahnya. Katanya memang wilayah Kalimantan seram-seram ya? Nggak tau ya, soalnya belum pernah ke sana.

    Saya ini pemburu jajanan pasar, salah satunya adalah lupis yeaaay. Biasanya saya makan lupis bareng sama teh tawar anget, cocok banget dah. Yang satu manis, yang satunya pahit. Selain lupis, saya juga suka dodol Garut, rengginang, lemper, kelepon dan pokoknya hampir sebagian besar jajanan pasar. Anak saya juga doyan jajanan pasar.

    ReplyDelete
  3. Ternyata dibalik kue lupis ketan, terdapat sejarah yang membuat bangga dengan Indonesia. Jujur deh Saya baru tahu kak. Ceritanya panjang lebar Dan sangat asyik dibaca. Terima kasih banyak kak artikelnya. Inspirasif banget deh

    ReplyDelete
  4. Saya suka banget kue lupus duh jadi kangen makan ini, sejak pindah ke bandung jarang yang jualan kue lupis inu

    ReplyDelete
  5. Aku juga suka sekali lupis ketan ini, hehehe. Banyak banget makanan Indonesia yang berasal dari berbagai bahan pangan yang ada. Sebetulnya menarik kalau bisa dieksplorasi satu persatu. Dan ternyata memang makanan-makanan tersebut mengandung nilai gizi juga.

    ReplyDelete
  6. di tempatku udah jarang banget nih yang jual lupis ketan, paling bisa nemu pas bulan ramadan. itu pun hanya tersedia di beberapa warung saja. Jadi kalau makan lupis ketan hanya bisa setahun sekali hikss

    ReplyDelete
  7. Makanan kesukaan saya nih, kalau di Medan masih banyak yg jual ini jadi makanan pendamping sarapan atau sarapan utaman juga boleh, makanan ketan banyak bgt olahannya ya mba bangga deh dengan kuliner Indonesia

    ReplyDelete
  8. Lupis ketan ini sih kesukaan banget kak. Rasanya yang sedap, dan setuju untuk melestarikan kuliner warisan nenek moyang kita

    ReplyDelete
  9. wah iya, bangga ya
    Indonesia punya banyak diversifikasi pangan lokal seperti ini
    sehat dan terjangkau

    ReplyDelete
  10. ya ampun baca ini jadi pengen makan lupis yang pakai gula merah itu. kayaknya bakal beli ke pasar nih besok. hehe. kalau aku dulu pengalamannya pas bawa klepon mbak dari martapura ke banjaramasin. pas kami lewat di jalan sepi eh tahu-tahu mobilnya mogok sendiri kayaknya karena nggak nawarin ke penghuni sebelah. heu

    ReplyDelete
  11. Lagi tegang-tegang baca kisahnya mbak hihihi, oke lah lanjut kisah Lupis ketan aja. Aku suka banget loh di sini juga suka beli, dari kecil sudah suka dengan makan ini.

    ReplyDelete
  12. Saya sih semua suka.... Hahaha...
    Di kampung saya, ketan juga bisa dibuat rengginang alias makanan sejenis kerupuk gitu ...
    Enak itu...

    ReplyDelete
  13. Suamiku penggemar berat lupis ketan. Hari-hari jajanannya adalah jenis karbo manis ini. Aku kadang protes kenapa beli lupis terus, aku kan penggemar makanan asin soalnya, maklum wong sumatra.. Eh ternyata setelah dicobain, rasanya enak dan ga bikin eneg. Lupis satu-satunya makanan manis yg ku suka. #lah curhat wkwkwk

    ReplyDelete
  14. Kuliner tradisional Indonesia aku suka semuanyaaaa (walaupun mungkin belum semua aku coba sih), termasuk kue lupis ini. Bangga indonesia punya banyak keanekaragaman terutama kue-kue tradisional seperti ini.

    ReplyDelete
  15. Banyak juga ya variasi olahan ketan di indonesia ini.. Jadi pengen icip-icip semua deh.. Lopis kayaknya emang hampir semua daerah di Indonesia punya kuliner ini.. manis legit bikin nagih

    ReplyDelete
  16. Aku jadi inget cerita di narasi gurunda, diceritakan ibunda Taufik ( neneknya mba Ji ya, hehehe ) memang jualan kue tradisional ya. Duh aku suka banget kue ketan ini mba Ji, apalagi kalau diguyur air gula. Termasuk kelepon dan jajanan tradisional lainnya. Meski aku suka drakor tapi jajanan drakor aku malah belum pernah nyoba, agak aneh di lidah gak sih?

    ReplyDelete
  17. Cerita horornya seru juga. Gara-gara lupis ketan, dimar makhluk alam lain. Wwkk. Tapi ya memang di akui sih. Lupis ketan ini anak lengkap dengan kuah gula merahnya. Bikin kenyang juga. Semoga makanan tradisional kita tetap lestari dan jadi favorit ya. Aamii. ..

    ReplyDelete
  18. ngakak banget sama cerita horornya.. mungkin suaminya yg iseng gangguin istrinya trus suaminya pura2 ngorok lagi wkwkwk. keren banget ulasan tentang makanan tradisional yang membanggakan ini..

    ReplyDelete
  19. Ya ampun, Mbak. Ketan lupis itu kesukaan saya dan suami, sama cenil dan klepon juga, jugaa hampir semua jajan pasar kayanya. Ternyata penghuni alam lain juga suka ya hehehe. Tapi kalau dibandingkan dengan jajanan Korea ya saya lebih pilih jajanan pasar sih. Dan baru tahu juga kalau ternyata banyak filosofi di dalamnya.

    ReplyDelete
  20. Ceritanya sedikit horor. Tapi lama kelamaan kehororan itu akan hilang setelah menemukan narasi kue dalam cerita ini. Kue itu kesukaan aku banget.hihi

    ReplyDelete
  21. haduh haduh haduh... jadi kangen kampung halaman. lupis, lepet jadi makanan favorit. saya sih klo disuruh milih makanan korean sama lupis, pilih lupislah sama lepet yang gurih. btw cerita kearifan lokal tu selalu menarik ya. saya jd emmbayangkan klo ibukota nanti jaid pindah ke kalimantan, masihkah ada 'dunia lain' yang pengen nyicip lupis?

    ReplyDelete
  22. Kalau di antara makanan yang disebutkan di atas, favorit saya jelas lupis ketan. Tapi saya suka yang bentuknya panjang kemudian dipotong-potong. Disajikan dengan cenil, jongkong dan kawan-kawannya. Atau kalau lupis aja yang penting gula jawanya kental. Hanya saja selama di Jakarta belum nemu lupis ketan seenak buatan tetangga saya di kampung. Jadi rasa rindu dalam kenangan lidah saya belum terobati.

    ReplyDelete
  23. aku juga suka mbak jajanan pasar, rassanya Indonesia itu luarbiassa lho ya.. yg gak biasa tuh oknum dari manusia yg ga bertanggung jawab hiks.

    aku suka derertan warna jajan itu hahaha kelpon aku suka

    ReplyDelete
  24. Kesukaanku banget deh ini lupis ketan.. duh jadi langsung pingin deh setelah baca tulisan mu ini mbaaa....

    ReplyDelete
  25. mbaaak, kok aku merinding baca awal ceritanya haha.. lupis ini favorit banget yaaa, rasanya tuh cocok gt kayanya di lidah orang indo, apa cuma lidah aku aja ya wkwkwk buat sarapan sambil ngeteh apalagi hihi

    ReplyDelete
  26. Baru dengeerrr.. Dan aku kira, ketan cuma bisa bikin kenyang aja, wkwk. Taunya punya banyak manfaat ya terutama buat kulit, hadeuh ke mana aja akuuuh..

    Hebat dah sih ketan nih.. go global pula...

    ReplyDelete
  27. Lupis ini ada cerita tersendiri dan kenangan tersendiri, mbak Ji. Enak sih, aku suka. Ternyata, beras ketan banyak manfaatnya, ya.

    ReplyDelete
  28. Aku dong suka tteopokki, tapi kalau disandingkan sama lupis ketan ya milih lupis ketannya dong. Duh jadi kepengen makan lupis ketan, cuzz order ke teman aah.. soalnya nyari lupis ketan yang sesuai dengan citarasa zaman cilikan udah susah nyarinya. Selain lupis ketan, aku suka bubur pendem juga. Bubur yang didalamnya ada ketan yang dipendem, hehe. Di Malang ada nggak ya?

    ReplyDelete
  29. Awal cerita bikin merinding, mba Jingga. Ada ya memang di setiap daerah cerita hal semacam ini. Mau lupis bentuk segitiga atau lontong aku suka

    ReplyDelete
  30. Wah lupis ketan mah kesukaanku mbak. Sejak kecil pe sekarang punya anak tiga. Hehe. Aku juga suka lemper dan olahan ketan lainnya. Enak sih. Diversifikasi pangan Ini memang penting banget ya

    ReplyDelete
  31. Saya belum pernah makan lupis ketan, jadi tertarik mau mencobanya

    ReplyDelete