Kenapa ya Nak kok Allah belum manggil Emak juga ke rumahNya?
Kalau ingat kalimat tersebut saya jadi ingat film Emak Ingin Naik Haji yang dirilis tahun 2009. Film yang bercerita tentang tokoh bernama Emak, seorang wanita berusia lanjut yang sabar, tulus dan baik pada semua orang.
Sebagaimana umat Islam lainnya, emak juga ingin sekali bisa menunaikan ibadah haji. Ibadah yang menjadi rukun Islam terakhir. Sayangnya, Emak tidak punya biaya untuk mewujudkan mimpinya itu. Apa yang bisa didapat dari keuntungannya ketika berjualan kue? Tentu saja hanya cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.
Meskipun dibantu sedikit oleh anaknya yang bekerja sebagai penjual lukisan keliling, ternyata tetap saja tabungan Emak sangat jauh dari harapan. Sementara tetangga beliau yang kaya raya sudah beberapa kali menunaikan ibadah haji. Apalagi umroh, mungkin sudah tak terhitung berapa kali mereka safar.
Haji memang tidak hanya persoalan ekonomi atau bekal finansial yang cukup. Namun lebih dari itu. Panggilan yang kita pun tak tahu takdirnya bagaimana. Sehingga setiap kali ada teman, keluarga, bahkan kolega yang sedang naik haji atau umroh saya selalu menitipkan doa sederhana.
Nitip doa yaa, semoga aku juga bisa dipanggil ke Baitullaah sepertimu..
Siapa tahu salah satu doa dari mereka diijabah oleh Allah dan menjadikan impian saya untuk bisa pergi diundang ke rumah Allah menjadi nyata. Meskipun saat ini hanya sebatas mimpi, siapa sangka nanti akan sungguh terjadi.
Kun Fayakun, Tidak Ada yang Tidak Mungkin di Mata Allah
Meskipun finansial saya dan suami saat ini belum memungkinkan untuk daftar haji plus (untuk memperpendek antrean), namun saya yakin frasa kun fayakun, jadilah maka jadilah. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan sebaliknya, bagaimana pun Allah tidak menghendaki maka tak akan pernah terjadi.
Oleh karena itu bekal saya hanyalah keyakinan, doa yang tak putus, dan ikhtiar maksimal meskipun entah kapan tabungan akan terkumpul. Yakin saja deh. Buktinya, Ayah saya yang tak pernah punya uang "lebih" untuk ditabung pada akhirnya bisa berangkat haji gratis karena kehendak Allah.
Tak ada yang menyangka "anak kampung" yang bahkan untuk sekadar rekreasi akhir tahun di sekolahnya saja tidak bisa, malah Allah kehendaki untuk naik haji berkali-kali tanpa membayar alias gratis. Sebagai petugas ibadah haji, ternyata Ayah saya dipercaya oleh perusahaan tour dan travel sekaligus dipercaya pula oleh negara sebagai pembimbing. Sehingga naik haji pun bisa gratis.
Siapa tahu nih, siapa tahu, rezeki beliau bisa menular ke anak-anaknya, termasuk saya. Ya, siapa tahu kan?
Perintah Ibadah Haji dan Keutamaan Bagi Siapa Saja Yang Melaksanakannya
Kenapa sih kok ngotot banget ingin berhaji? Kalau ngga ada uang ya udahlah, kenapa harus muluk-muluk ingin pergi ke tanah suci?
Jadi sebenarnya kita bisa-bisa aja asal ada niat, karena perkara haji bukan hanya soal kemampuan finansial tapi juga kegigihan untuk memperjuangkan keinginan itu sendiri. Memperkuat niat dengan usaha menabung adalah salah satu cara memelihara niat ibadah tersebut.
Jika tidak melakukan apapun, bukankah itu menyerah namanya?
Jadi berdasarkan banyak hadits dan ayat Allah, ada beberapa keutamaan ibadah haji. Diantaranya:
1. Haji merupakan amalan yang paling afdhol.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1519)
2. Jika ibadah haji tidak bercampur dengan dosa (syirik dan maksiat), maka balasannya adalah surga
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud, ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga’, bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga.” (Syarh Shahih Muslim, 9/119)
3. Haji termasuk jihad fii sabilillah (jihad di jalan Allah)
Dari ‘Aisyah—ummul Mukminin—radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1520)
4. Haji akan menghapuskan kesalahaan dan juga dosa-dosa
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari no. 1521).
5. Haji akan menghilangkan kefakiran dan dosa
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
6. Orang yang berhaji adalah tamu Allah
Siapa sih yang tidak mau menjadi tamunya Allah? Menjadi tamu artinya menjadi orang yang dimuliakan.
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Begitu luar biasa pahala dari berhaji. Semoga kita pun termasuk orang-orang yang dimudahkan oleh Allah untuk menjadi tamu-Nya di rumah-Nya. Semoga kita dapat mempersiapkan ibadah tersebut dengan kematangan, fisik yang kuat, dan rizki yang halal.
Semoga Allah mengaruniakan kita haji yang mabrur yang tidak ada balasan selain surga yaa. Oleh karena itu, selagi masih punya umur, selagi fisik masih sehat, dan selagi masih ada rezeki bulanan yang dihasilkan, jangan tunda lagi deh untuk daftar ibadah haji.
Naik Haji Selagi Mudah, Kenapa Ngga?
Tentu teman-teman
tahu ya bagaimana antrean jamaah haji di Indonesia ini? Meskipun berbeda-beda di setiap wilayah, hampir seluruh daerah di Indonesia harus menunggu 20 tahunan bahkan hingga 30 tahunan untuk bisa meraih mimpi memeluk Baitullaah.
Anggaplah saya berangkat dari Jawa Timur, jika diberi umur panjang, maka saya bisa berangkat di usia 60tahunan. Seusia Ibu saya sekarang. Itu pun jika Allah memberikan kesempatan. Namun tak ada salahnya untuk berikhtiar bukan?
antrean naik haji di berbagai daerah (source: kemenag.go.id)
Kalau saya daftar tahun ini, peluang untuk bisa berhaji setelah tuntas menyelesaikan misi mengantarkan anak hingga ke pendidikan tertingginya tentu lebih besar. Bagaimana jika "niat" ini ditunda terus? Kapan dong sampai ke tujuan?
Oleh karena itu selagi haji masih mudah, masih bisa dijangkau oleh usia kebanyakan umatnya Rasulullah, kenapa tidak? Selagi tidak dibatasi oleh aturan-aturan yang dirasakan semakin hari semakin "menyusahkan", segera saja mendaftar.
Masa iya daftar haji pakai ngutang?
Seringkali saya dan suami dihantui dengan pikiran-pikiran semacam itu. Namun, apa salahnya jika untuk melunasi biaya haji yang puluhan tahun antrenya tersebut bisa kita lakukan dengan akad yang sesuai dengan syariat? Terlebih jika kita memang merasa mampu untuk berkomitmen melunasinya.
Lalu tunggu apalagi sih?
Jalan Berkah Menuju Baitullah Bersama Bank Mega Syariah
Salah satu solusi untuk menunaikan ibadah sakral yang dinantikan oleh seluruh umat muslim seluruh dunia di Makkah dan Madinah adalah dengan membuka tabungan haji di Bank Mega Syariah. Emang kenapa? Ngga bisa yaa kita nabung sendiri gitu?
Jadi gini, Bank Mega Syariah ini memiliki fitur tabungan haji yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat agar haji tak terasa berat karena ongkos yang semakin hari semakin naik. Apalagi tabungan haji melalui Bank Mega Syariah ini sudah melalui pengawasan dewan syariah dan ditetapkan sebagai tabungan dengan prinsip syariah yakni dengan akad Mudharabah Mutlaqah.
Memahami Akad Sesuai Syariah di Tabungan Haji iB Mega Syariah
Untuk tabungan haji melalui Mega Syariah ini kita menggunakan akad mudharabah mutlaqah.
Seperti apa sih sebenarnya akad mudharabah mutlaqah itu?
Jadi Mudharabah Muthlaqah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
Melalui Dewan Pengawas Syariah yang sudah ditetapkan oleh Bank Mega Syariah, insyaAllah akad ini secara sah sesuai dengan syariat Islam, tanpa riba, dan tidak merugikan nasabah. Jadi no worry untuk memulai tabungan haji di Bank Mega Syariah ya.
Bagaimana dengan rekening giro dan tabungan? Adapun untuk Rekening giro dan tabungan berdasarkan akad wadiah berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan Nasabah bertindak sebagai penitip dana. Lalu Dana titipan disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal. Namun tenang saja, dalam akad ini bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah.
Untuk Rekening giro, tabungan dan deposito diberlakukan akad mudharabah dengan ketentuan sebagai berikut:
- Bank bertindak sebagai pengelola dana dan Nasabah bertindak sebagai pemilik dana.
- Dana disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal.
- Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah.
Jadi insyaAllah sama-sama mendapatkan benefit namun tetap dalam koridor syariat Islam. Adapun jika teman-teman berminat di jasa penyewaan Safe Deposit Box, maka Bank Mega Syariah menggunakan akad ijarah. Yakni Bank akan menerima pendapatan dari biaya sewa tersebut yang dibayarkan oleh Nasabah.
Kalau sudah tahu akadnya begini, hati jadi lebih tentram bukan? Akad-akad tersebut berada dalam pengawasan Badan Syariah Bank Mega Syariah lho, jadi insya Allah aman dari riba dan akan selalu terpantau bagaimana akad tersebut berjalan.
Keunggulan Tabungan Haji iB
Beberapa alasan mengapa saya merekomendasikan tabungan haji iB untuk teman-teman yang sedang ingin dilancarkan azzamnya menuju Baitullah karena tabungan haji iB memiliki banyak keunggulan yang mungkin tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Diantara keunggulan tabungan haji iB tersebut yakni:
- Akad Syari : bagaimanapun, yang kita cari adalah ibadah yang diterima bukan? Maka pastikan akadnya adalah akad yang syari dan terhindar dari riba yaa teman-teman. Tabungan haji iB sudah punya solusinya melalui akad Mudharabah Mutlaqah sebagai solusi untuk perencanaan ibadah haji dan umroh yang lebih berkah.
- Gratis Biaya Administrasi Bulanan: tidak ada biaya administrasi bulanan lho!
- Untuk Semua Usia. Tidak terbatas umur, bahkan untuk anak kita yang masih seusia TK pun bisa didaftarkan mulai sekarang. Bahkan hingga lansia sekalipun.
- Terintegrasi Online SISKOHAT : porsi keberangkatan haji ini diatur oleh switching SISKOHAT (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) yang sesuai dengan Kementerian Agama, jadi insya Allah akan sejalan dengan sistem yang diterapkan oleh penyelenggara haji di Kemenag.
Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan fitur tabungan haji iB yang memudahkan perjalanan kita menuju Baitullah.
Beberapa Fitur Tabungan Haji iB
- Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah.
- Setoran awal ringan.
- Fleksibel dalam menentukan setoran selanjutnya.
- Sistem terhubung secara online melalui SISKOHAT (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) Kementerian Agama Republik Indonesia.
- Bukti kepemilikan passbook (buku tabungan) tanpa ATM.
- Mendapatkan nisbah bagi hasil senilai 0.1% untuk nasabah & 99.9% untuk bank. Persentase nisbah bagi hasil yang akan diterima nasabah mengikuti profit distribution Bank setiap bulannya.
- Gratis biaya penutupan rekening jika dilakukan minimal 6 bulan setelah keberangkatan haji.
- Dana tidak dapat ditarik, kecuali untuk setoran awal porsi haji dan setoran pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
- Dapat melakukan pengembalian dana pembatalan porsi haji sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Setelah melihat beberapa fitur dan keunggulan dari tabungan haji iB, syarat dan ketentuannya pun cukup mudah untuk dipenuhi. Langkah menuju tanah suci semakin dekat ya bestie...
Syarat dan Ketentuan Tabungan Haji iB
Naik haji selagi "muda" bukanlah hisapan jempol belaka. Syarat dan ketentuan yang harus dilengkapi pun tak rumit kok. Teman-teman hanya perlu menyiapkan:
- Kartu identitas diri (KTP) dan NPWP.
- Kartu Keluarga.
- KTP orang tua dan akta kelahiran nasabah anak untuk pembukaan tabungan haji iB anak.
- Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening secara lengkap dan benar.
Mudah bukan? Semua syarat dan ketentuan tersebut bisa teman-teman siapkan selagi mendaftar. Oh iya, teman-teman juga bisa mendaftarkan tabungan haji secara online lho!
Butuh Berapa sih Untuk Membuka Tabungan Haji?
Sebagai informasi tambahan, berikut adalah rincian setoran awal dan saldo minimum jika teman-teman sudah ber-azzam untuk membuka tabungan haji ke tanah suci melalui Bank Mega Syariah:
Keterangan | Nominal |
---|
Setoran Awal | - Tabungan Haji Dewasa: Rp100.000
- Tabungan Haji Anak: Rp50.000
|
Saldo Minimum | Rp100.000 |
Biaya Administrasi per Bulan | Gratis |
Setoran Porsi Haji | Rp25.100.000 |
Biaya Penutupan Rekening Sebelum Mendapatkan Porsi Haji | Rp100.000 |
Gimana? Terjangkau bukan? Yuk penuhi mimpi berangkat ke tanah suci, jangan ditunda lagi!
Ketika rumah Allah sudah di hati, yuk jangan ditunda lagi!
Semoga artikel ini bermanfaat ya!
Referensi:
muslim.or.id (keutamaan ibadah haji)
kemenag.go.id