Membelah Garis Batas, Traveling Cara Aku Bareng Traveloka

Yak ruz didi dost, digar ruz didi baradar - Hari pertama kau lihat teman, hari berikutnya yang kau lihat adalah saudara. Demikian orang-orang Afghanistan dan Pakistan sering berujar, mengiringi ketulusan mereka menyambut kawan. Tak segan mereka mengorbankan segala sesuatu demi musafir. Tanpa ragu mereka menjadikan tamu sebagai bagian dari keluarga sendiri (dimodifikasi dari tulisan Agustinus Wibowo dalam Selimut Debu).
traveling ala aku
Agustinus Wibowo bersama penduduk Pakistan, undangan minum teh yang tidak pernah berhenti menandakan begitu ramahnya penduduk Pakistan (source: https://agustinuswibowo.com/)

Sejujurnya kalau ditanya destinasi impian saya sering banget bohong, hehehe.. semata karena dulu tuh takut diberi label kok dia milih liburan ke tempat kayak gitu sih? atau, ih daripada buat pergi ke tempat kayak gitu, kenapa ngga buat umroh aja? 

Komentar-komentar semacam itu yang pada akhirnya membuat saya selalu memilih jawaban, umroh ketika ditanya 'kemana destinasi impianmu'? Ya walaupun umroh juga menjadi salah satu tempat impian. Namun saya yakin setiap orang kan punya cara sendiri untuk menikmati hidup.

Umroh bagi saya menjadi ibadah sakral yang pasti akan saya lakukan suatu saat nanti. Namun boleh dong kalau saya ingin punya destinasi impian untuk membelah garis batas yang selama ini selalu menghantui pikiran saya setelah membaca trilogi Agustinus Wibowo? 

Boleh dong saya punya impian perjalanan untuk membuktikan bahwa ternyata ada alam yang sangat cantik di dunia ini. Boleh dong saya punya impian untuk memenuhi keingintahuan tentang Negeri Seribu Cahaya yang dianggap tak aman?

Alasan Mengapa Saya Ingin Mengunjungi Surga yang Tersembunyi

Dalam buku Titik Nol, Garis Batas dan Selimut Debu, Agustinus Wibowo menyebutkan bahwa Pakistan adalah saudara kembar India. Tak heran jika budaya dan adatnya mirip dengan negara tetangga yang menjadi musuh bebuyutannya saat ini. Lho kenapa? Di sinilah awal mula ceritanya mengapa saya tertarik ingin pergi ke sana.

Agustinus menyebutkan bahwa Pakistan dan India bak dua saudara kembar yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai. Lalu masing-masing menempuh jalannya sendiri-sendiri, lalu saling bersaing untuk menjadi yang paling hebat dan kuat.

Kedua negara memang bermusuhan, tapi tindakan mereka simetris, saling balas membalas. Jika India menjajal nuklir, maka Pakistan akan siapkan bom atom yang lebih dahsyat.

perbatasan india dan pakistan
Perbatasan India dan Pakistan (source: tribuntravel.com)

Pakistan membuat serial drama anti-India, maka India pun tidak mau kalah dengan sederetan Bollywood yang menggambarkan Pakistan sebagai negeri para bajingan. Kalau India memenangkan piala kriket, maka kiamat bagi fans Pakistan. Sementara kalau tim kriket India keok, maka seluruh Pakistan akan berdansa.

Yes. Cermin. Tak salah jika orang bilang, hidup itu adalah sebilah cermin. Dunia di matamu sesungguhnya adalah cerminan dari hatimu sendiri. Caramu memandang dunia adalah caramu memandang diri. 

Jika dunia penuh kebencian dan musuh dimana-mana, sesungguhnya itu adalah produk dari hatimu yang dibalut kebencian. Jika kau kira dunia penuh dengan orang egois, sesungguhnya itu adalah bayangan dari egoisme egomu sendiri. Dunia yang muram berasal dari hati yang muram. Begitulah.

Jika teman-teman sering melihat iklan destinasi wisata ke Turki, Korea Selatan, Singapura, atau Wonderful Indonesia di Youtube, pernahkah teman-teman melihat iklan dari Pakistan? Betapa pesona negeri ini sangat menarik hati.

Jujur saja, setelah membaca Titik Nol dan Selimut Debu karya Agustinus Wibowo saya baru menyadari bahwa wilayah Asia yang paling membuat saya jatuh cinta adalah Pakistan. Negeri yang ternyata indah bagaikan surga.

Tahu pegunungan tertinggi kedua di dunia? Ya, ada di Pakistan.

Tahu masjid indah dengan bangunan kuno nan megah di Punjab? Ya, lebih indah dari Taj Mahal.

Negeri empat musim yang tidak banyak orang tahu, inilah Pakistan.

Sayangnya masih banyak keraguan untuk datang ke sana karena banyaknya anggapan negatif tentang Pakistan. Makanya saya ingin membuktikan sendiri apakah anggapan orang terhadap Pakistan itu benar atau tidak.

Traveling Cara Aku, di Negeri Seribu Cahaya

traveling ala aku
Source : Instagram @Pakistan - Attabad Lake Hunza

Keinget banget tahun 2019 lalu setelah membaca trilogi Agustinus Wibowo dan beberapa kali sempat mengintip unggahan idola saya @trinitytraveler tentang ketakutan teman-teman di instagram terhadap Negeri Seribu Cahaya di Asia Selatan ini saya jadi makin penasaran. Sebenarnya ada apa sih di sana?

Beberapa isu yang membuat banyak turis takut kesana adalah karena adanya perang di sana. Namun kenyataannya, kak @trinitytraveler yang membahas panjang lebar di blog beliau, Pakistan itu sudah merdeka. Tak ada perang di sana. 

Isu adanya peperangan mungkin karena efek negara tetangga yang memang masih berada dalam konflik. Ditambah Pakistan berbatasan darat dengan negara tersebut. 

Tidak hanya itu, kebanyakan orang-orang juga takut karena Pakistan dianggap sebagai negara yang tidak aman karena angka kemiskinannya yang tinggi. Fakta tentang angka kemiskinan yang tinggi tersebut memang benar adanya, namun bukan berarti negerti tersebut tidak aman bukan? 

Kalau membaca penggambaran Agustinus Wibowo dalam novelnya Garis Batas, justru Nepal lah yang seharusnya bikin kita takut. Hehehe.. kalau penasaran, coba deh baca novelnya. Untuk beberapa kondisi, beberapa daerah di Pakistan memang patut diwaspadai. Namun, Pakistan yang mana nih?

Kalau Pakistan bagian barat yang jelas berbatasan dengan Afghanistan yang tengah berkecamuk, memang mungkin kita perlu waspada. Jadi bagian mana nih yang "aman" untuk traveler cupu seperti saya?

Kata kak @trinitytraveler yang sudah pernah kesana sih kita perlu petakan perjalanan dari Provinsi Sindh di Selatan hingga ke Provinsi Gilgit-Baltistan (GB) di bagian utara. Pemandangan alam paling indah dan menawan pun ada di bagian ini. Jadi gimana? Masih mau meneruskan traveling cara aku? Yuk lanjut!

Saya sempat scrolling dan mencari tiket Indonesia-Pakistan termurah, lalu memetakan bagaimana biaya hidup untuk beberapa hari saya di sana. Lalu, taraaa~ teman-teman bisa lihat hasil karya saya bikin itinerary pertama kalinya nih! Wkwkwkwk, insya Allah valid ya karena saya sampai searching salah satu agen perjalanan di Pakistan dan memperkirakan biaya transportasi dan juga biaya hidup di sana.

Here we go~ semoga membantu!

Itinerary Tour Musim Gugur ke Pakistan Utara, Traveling Cara Aku Bareng Traveloka Biar Lebih Hemat

Sebelum saya membahas rincian Tour Musim Gugur impian ini, kita perlu mengurus visa dulu nih. Beruntungnya Indonesia termasuk ke dalam 50 negara yang punya keistimewaan dan berlaku visa on arrival sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudhry. 

Melalui situs resmi visa Pakistan, www.dgip.gov.pk dan www.visa.nadra.gov.pk/visa-on-arrival-tourist/dijelaskan bahwa 50 negara termasuk Indonesia bisa masuk ke Pakistan cukup dengan visa on arrival. Turis Indonesia bisa syarat mengajukan permohonan 48-72 jam sebelum kedatangan ke Pakistan untuk mendapat Electronic Travel Authorization (ETA). Untuk biaya pembuatan visa ke Pakistan per 20 Maret 2019, bagi pemegang paspor Indonesia sekali masuk (single entry) adalah 25 dollar AS atau setara Rp 355.000. Visa Pakistan bagi pemegang paspor Indonesia berlaku untuk maksimal tiga bulan sekali kunjungan.

Jadi lets see, untuk visa teman-teman bisa sediakan 400ribu rupiah lah ya.

Lalu untuk tiket pesawat dari Jakarta ke Islamabad melalui Traveloka sekitar bulan September-Oktober (karena saya penginnya kesana saat musim gugur): pulang pergi sekitar 20juta rupiah ya guys. 

traveling ala aku bareng traveloka

Tips hunting tiket melalui aplikasi Traveloka ala saya: jangan langsung membeli tiket pulang-pergi dalam satu waktu. Beli satu-satu saja, niscaya harga tiket yang keluar lebih murah, cobain deh. Awalnya saya cobain lihat harga tiket pulang-pergi Jakarta-Islamabad lalu Islamabad-Jakarta, totalnya sekitar 28jutaan!

Berbeda kalau saya pesan satu-satu nih, jadi lihat harga tiket pergi dulu, pesan. Lalu hunting tiket pulang, alhamdulillah ternyata benar, jatuhnya jauh lebih murah. Jadi total sekitar 20juta saja (ini rasanya masih ada kembalian kok, ditabung aja buat di Pakistan nanti). Lumayan kan bisa hemat sekitar 8 jutaan :)

Nah, untuk urusan tiket pesawat done ya! Sekarang kita ikut agency perjalanan dari warga lokal Pakistan boleh banget, atau mau backpackeran sendiri juga boleh. Hanya saja saya ingin tour yang berkesan, punya cerita, dan tentu saja ditemani warga lokal rasanya jauh lebih aman. 

Jadi planningnya gini:

  • Tiba di bandara Islamabad, kita langsung ke hotel (melalui aplikasi Traveloka bahkan kita bisa lho survey hotel di Pakistan!) Taruhlah kita ambil hotel bintang 3 (karena solo traveling ngga usah manja-manja deh minta bintang 5 wkwk) dengan harga rata-rata 300ribuan semalam, jadi kalau kita ambil 2 malam, maka biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 600.000 saja (booking langsung aja pakai aplikasi Traveloka untuk mendapatkan poin dan harga terbaik). Untuk malam ke-3 hingga malam ke-6 karena ikut tour hingga pegunungan Gilgit, tentu biaya penginapan lebih murah dibanding hotel. Jadi total untuk bermalam selama 7 hari di Pakistan setidaknya kita membutuhkan Rp 1.800.000,-
traveling ala aku bareng traveloka
  • Sore harinya kita akan mengunjungi masjid Shah Faisal, salah satu ikon ibukota Pakistan. Sore hingga malam hari kita akan menghabiskan waktu di sekitar masjid Shah Faisal dengan pemandangan Shakarparian dan Bazaar. Malam hari kita kembali ke hotel untuk beristirahat.
  • Hari ke-2 kita akan berkendara ke Besham untuk mengunjungi Museum dan situs Taxila.
  • Hari ke-3 kita akan berkendara di sepanjang jalan raya Karakorium menuju Gilgit (salah satu jalan menuju pegunungan tertinggi di dunia/K2). Kita akan bermalam juga di penginapan sekitar Gilgit untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya. 
  • Hari ke-4 kita akan menjelajahi Gilgit dengan pemandangan yang menakjubkan, lalu menuju ke Kargah Buddha, lanjut menujur ke Hunza dan Karimabad (Benteng Baltit) yang akan saya bahas terpisah selanjutnya ya.
  • Hari ke-5 kita akan tamasya seharian penuh menuju Upper Hunza dan mengunjungi Gulmit, Passu, Sost, dan Khunjerab melewati ketinggian 16.000 kaki di atas permukaan laut. Lalu bermalam di penginapan di sekitar Khunjerab.
  • Hari ke-6 kita akan berkendara ke Naran melalui Babusar, lalu mengunjungi danau legendaris Saiful Maluk, dan lanjut perjalanan ke Islamabad.
  • Hari ke-7 persiapan pulang menuju bandara untuk kembali ke rumah.

Untuk biaya makan tidak jauh berbeda kok dengan di Indonesia. Kalau kita mau hemat, rata-rata biaya sekali makan di Pakistan sekitar Rp 25.000 - Rp 30.000 saja. Jadi kalau kita menghabiskan 7 hari di sana maka perlu kita siapkan biaya makan sekitar Rp 650.000 (ini sudah saya hitung dengan jajanan street food dan air mineral yang juga seharga 2ribuan mirip di Indo yah).

Adapun transportasi untuk 7 hari bersama dengan guide lokal teman-teman perlu siapkan biaya sekitar Rp3.000.000 (hitungan maksimal untuk offroad trip dan perjalanan dari Islamabad hingga K2 berdasarkan salah satu website travel Pakistan travel-culture.com). Cukup murah sih mengingat rute yang sangat panjang tersebut.

Tentu berbeda jika teman-teman memang ingin solo traveling, biaya transportasi bisa saja lebih murah atau bahkan lebih mahal karena kita pasti dikenali sebagai turis hehe..

Jadi berapa nih totalnya? Total biaya yang kita butuhkan untuk 7 hari 6 malam di Pakistan sekitar Rp 25.850.000 termasuk visa, tapi belum termasuk biaya untuk mengurus passpor ya guys. Biayanya memang setara perjalanan umroh untuk satu orang dengan fasilitas hotel bintang 5. Tentu saja rencana perjalanan yang saya buat ini bukan untuk kaum mendang mending. 

Mending buat umroh lah kalau duit segitu.

Ya kenapa ngga kita coba saja semuanya? Kenapa kita harus memilih umroh kalau memang punya keinginan untuk mencapai keduanya? Inilah cara saya merayakan dan menikmati hidup. Siapa tahu selepas dari Pakistan, perjalanan menuju ke Baitullah jadi lebih mudah atau sebaliknya. Jadi tak usah dibanding-bandingkan.

Traveling Cara Aku Bareng Traveloka Selama di Pakistan

Seperti yang telah saya tuliskan di paragraf sebelumnya, traveling selama 7 hari 6 malam di Pakistan kita tidak hanya akan mengunjungi kota-kota bersejarah dan museum. Tapi kita juga akan mengunjungi kaki gunung K2 yang menjadi gunung tertinggi ke-2 di dunia yang terletak di perbatasan Pakistan dan Republik Rakyat China.

Sebelum ke K2 sebagai puncak traveling cara aku bareng Traveloka, terlebih dahulu kita akan mengenal kota Islamabad sebagai ibu kota dari Pakistan.

Menjelajah Islamabad

Ternyata Islamabad yang dibangun pada 1960-an ini adalah pengganti ibu kota Negara Pakistan lho. Dulunya, ibu kota Pakistan adalah Karachi. Lalu diganti ke Islamabad sebagai kota yang menampung pusat pemerintahan yang dibagi menjadi delapan zona. 

masjid faisal islamabad
Sumber : Wikipedia. Masjid Faisal Islamabad

Yakni zona administratif, diplomatik, daerah pemukiman, sektor pendidikan, industri, kawasan komersial dan daerah pedesaan hijau. Kalau ke Islamabad, teman-teman wajib mengunjungi Taman Nasional Bukit Margalla dan Taman Shakarparian (seperti yang ada dalam itinerary yang saya buat di atas). Serta jangan lupa ikon kota Islamabad, yakni Masjid Faisal yang menjadi masjid terbesar di Asia Selatan.

Menengok Indahnya Besham City

Besham City adalah sebuah kota di Distrik Shangla, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan yang terletak di tepi kanan Sungai Indus. Kalau menuju K2, akan lebih indah kalau kita melewati Besham City yang menghubungkan Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab dengan Gilgit-Baltistan. 

traveling ala aku bareng traveloka
source: wikipedia

Tidak hanya terkenal dengan keindahannya, secara historis Besham City pernah menjadi rumah bagi banyak pertapa Buddha, serta komunitas Hindu. Sehingga di sini kita akan melihat banyak situs yang penuh makna.

Menelusuri Karakoram, Salah Satu Jalan Raya Tertinggi di Dunia

Setelah dari Besham City kita akan menyusuri Karakoram Pass yang dijuluki sebagai jalan raya tertinggi di dunia. Salah satu jalan yang paling berbahaya untuk dilewati. Sehingga jangan sampai menggunakan kendaraan yang sembarangan ya.

traveling ala aku bareng traveloka di karakoram highway
salah satu jalur Karakoram Highway dengan pemandangan yang sangat indah (source: http://www.indiandefencereview.com/)

Karena berisiko tinggi, mungkin itulah mengapa pemandangannya sangat indah. Bahkan ada yang menjulukinya sebagai destinasi wisata terindah di Pakistan. Ketinggian jalan raya yang dibangun tersebut mencapai 4694 meter!

Bayangkan saja melewati jalan raya di ketinggian 4694 mdpl ini setara dengan Puncak Cartenz sebagai puncak tertinggi Pegunungan Jayawijaya di Papua yang berada di ketinggian 4884 mdpl.

Mengunjungi Kota Gilgit yang Menawan

traveling ala aku di gilgit baltistan
Pemandangan di Gilgit-Baltistan (source: https://tribune.com.pk/)

Gilgit merupakan ibu kota Gilgit-Baltistan, Pakistan. Kota Gilgit dikenal sebagai salah satu dari dua kota penghubung utama di wilayah Utara untuk ekspedisi gunung Karakoram dan puncak Himalaya. 

Kalau ke Pakistan rasanya ngga afdhol kalau kita tidak mampir kesini, karena kawasan Gilgit Baltistan adalah satu dari kawasan paling spektakuler di bagian utara Pakistan. Kawasan yang berada di pertemuan tiga puncak tertinggi di dunia (Pegunungan Karkorum, Hindu Kush dan Himalaya) menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan yang berada di atap dunia.

traveling ala aku di gilgit baltistan
Wilayah Pegunungan Gilgit-Baltistan (source: https://ihram.co.id/)

Jadi saya tidak mau melewatkan kesempatan begitu saja di Pakistan tanpa mengunjungi Gilgit. Tidak hanya terkenal dengan keindahannya, namun Gilgit juga menyimpan banyak sejarah dan warisan budaya serta beragam flora dan fauna langka. 

Menyaksikan Indahnya Hunza Hingga Khunjareb

Hunza merupakan lembah bergunung yang terletak di daerah Gilgit juga, dan lembah ini terletak di ujung paling utara Pakistan dan menjadi perbatasan darat antara China dan Pakistan. Pada ketinggian 4.693 meter di atas permukaan laut, jalan ini merupakan perbatasan beraspal tertinggi di dunia.

traveling ala aku bareng traveloka ke lembah hunza
Lembah Hunza (source: https://en.wikivoyage.org/)

Dikutip dari bbc.com, Khunjareb juga memiliki taman nasional yang menjadi rumah bagi macan tutul salju dan markhor (yakni sejenis kambing liar besar yang bertanduk yang dikenal sebagai hewan nasional Pakistan). Untuk sampai ke Hunza dan Khunjareb, teman-teman membutuhkan waktu 6 jam perjalanan darat dari Gilgit.

Perjalanan yang sangat menantang kan?

traveling ala aku di khunjareb
Khunjareb (source: https://en.wikivoyage.org/)

Bagian bumi yang sangat indah ini membuat saya memiliki mimpi untuk bisa kesana, entah sebelum umroh maupun setelah umroh. Entah solo traveling atau bersama keluarga. Yang jelas, menembus garis batas adalah impian saya, sebelum usia menua, sebelum rambut memutih dan tentunya sebelum nafas ini habis.

Traveling Cara Aku Bareng Traveloka, Mulai Dari Internet Luar Negeri Hingga Asuransi Perjalanan

Beruntungnya ketika saya mencari info hotel atau penginapan di Pakistan serta pesawat menuju ke negeri indah tersebut, Traveloka bisa membantu saya. Bahkan untuk ketersediaan internet di luar negeri, kita bisa menggunakan aplikasi Traveloka untuk membantu perjalanan kita.

beli paket internet dari traveloka

Khawatir terjadi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan? Traveloka juga menyediakan asuransi perjalanan yang akan menjadi pengalih risiko selama kita bepergian. Lengkap banget kan?

traveling ala aku bareng traveloka

Wishlist yang saya buat dalam artikel ini mungkin tidak biasa, mahal, dan seperti kata orang-orang: mending buat umroh. Tapi sekali lagi, tulisan ini memang bukan untuk kaum mendang-mending, karena dukungan dari Traveloka #LifeYourWay saya merasa harus mengikuti kata hati sebelum menyesal ya kan? Selama pilihan dan wishlist saya ini tidak merugikan orang lain, kenapa tidak? 

Jangan lupa rencanakan liburan di Traveloka ya, satu aplikasi untuk semua keinginanmu selama liburan. Tak perlu menjadikan pendapat orang lain sebagai parametermu, tak perlu pula mengikuti standar orang lain atas kebahagiaanmu, just #LiveYourWay

Semoga artikel ini bermanfaat dan semoga traveling impianmu segera tercapai yaa!


Referensi:

Selimut Debu, Garis Batas, dan Titik Nol karya Agustinus Wibowo

https://naked-traveler.com/

www.dgip.gov.pk

instagram.com/pakistan

https://www.traveloka.com/



18 comments

  1. Wah ternyata Travelling ke Pakistan juga seru ya mbak
    Kalau aku liburan impiannya ke Korea Selatan mbak

    ReplyDelete
  2. Baru tau juga kalau Pakistan seindah ini. Konotasi miskin lebih banyak di dengar daripada tujuan destinasi wisata yang menarik.

    ReplyDelete
  3. Dulu tuh aku suka mikir, kenapa orang umroh tuh justru ribet sama destinasi wisatanya ketimbang fokus memperpanjang hari saat umroh. Ternyata kini aku paham, bahwa umroh dan perjalanan wisata ini bisa menjadi perjalanan napak tilas ke negeri tempat Islam tersebar dan semoga dari sini kita semua bisa mengambil hikmah.

    Pakistan seindah ini yhaa..
    Tapi bener sih, kenapa negara ini berkonflik yang berkepanjangan. Salah satunya karena keindahan alamnya yang tak tertandingi, mashaAllah~

    Semoga tercapai impiannya travelling with Traveloka dan mengunjungi destinasi wisata impian, kak Ji.. Aku yakin "Man jadda wa jada.."

    ReplyDelete
  4. Dulu Berita Pakistan identik dengan ledakan bom. Ternyata negara ini sekarang mulai berubah dan bersolek untuk menarik perhatian turis mancanegara. Boleh juga jadi destinasi wisata suatu hari nanti.

    ReplyDelete
  5. Seru ya... Nggak kepikiran mau kesana tapi setelah baca ini aku jadi membayangkan harusnya berandai-andai yang jauh dna sukit sekalian siapa tahu kejadian bisa

    ReplyDelete
  6. Ya Allah sangat menginspirasi sekali planning Travelling nya jadi pingin bikin juga deh

    ReplyDelete
  7. Gilgit bagus banget ya Mbak. Aku ga tahu ada daerah seindah itu di Pakistan. Malah barusan ada youtube tentang Lahore sng kota dg polusi terparah di dunia. Dan itu ada di Pakistan, hiks. Kira2 kenapa ya destinasi Pakistan ga sepopuler Turki?

    ReplyDelete
  8. Iya mba, kadang suka sungkan dan malas kalau orang julid pas tanya negara impian. Padahal ya maksudnya selain umroh dan haji, pengennya ke tempat lain kayak Jepang, Turki, dll.

    ReplyDelete
  9. Unik banget tempat travelling impiannya. Mba ini mengingatkan temenku, dia kebalikannya, malah pengen ke India katanya. Tapi kayanya Pakistan juga menarik, sebelumnya aku ga pernah kepikiran pengen ke sana, pas baca uni banyak hal menarik, kok jadi penasaran ya

    ReplyDelete
  10. Pakistan!! Memang aku tu sreg banget sama travelling gaya-gaya Agustinus Wibowo sama Trinity Traveller. Karena ga cuma mendatangi, tapi juga blend ke kehidupan masyarakat setempat

    ReplyDelete
  11. Saya penggemar tulisan perjalanannya Agustinus Wibowo. Cakep banget kalau dia menulis. Bertuturnya itu punya nilai lebih banget. Semacam adonan sastra dalam tulisan perjalanan.

    Oya beberapa tahun lalu ada temen saya yang juga traveling ke Pakistan. Trus dia sempat bikin open trip bareng ke negara-negara anti-mainstream gitu.

    Pakistan ini perlu hilangin citranya sebagai negara konflik kali ya. Mulai.menonjolkan keindahan-keindahan alamnya.

    ReplyDelete
  12. MasyaAllah ternyata Pakistan negeri yang sangat indah, ia sih kebanyakan orang menganggap negeri-negeri di Timur Tengah terus bergelut dengan perang tak berkesudahan. Karena pemberitaan di media yang begitu masif.

    ReplyDelete
  13. Wah..lengkap mulai dari tiket pesawat,pnginapan, paket internet sampai asuransi beli di satu tempat Traveloka yang akan mewujudkan traveling ke destinasi impian kita.
    Aku juga kagum dengan Pakistan, apalagi setelah dulu saat tinggal di Amerika bersahabat dengan orang asal Pakistan yang tinggal di sana. Negara dan budayanya sungguh menarik ya

    ReplyDelete
  14. Ternyata indah banget yaaa view yang disuguhkan oleh Pakistan. Selama ini yang kebayang tuh ngeri karena berbatasan dengan Afghanistan. Ternyata tergantung di daerah sebelah mana gitu yaa.. Semoga wishlist travelingmu bisa terlaksana, mbak.

    ReplyDelete
  15. Widih sepertinya menjalajahi pakistan keren juga ya, jd pengen traveling jg bareng paksu, semoga bisa sera deh, apalagi traveloka banyak diskonnya

    ReplyDelete
  16. Keren, perjalanan nan jauh dan indah. Pasti banyak hal yang didapat. Tidak melulu soal tempat, tetapi setiap tersirat daripada tempat, perilaku dan kearifan lokal.

    ReplyDelete
  17. Agak beda nih destinasi impiannya Pakistan, hehe. Aku palingan mau ke Uzbekistan aja lah. Nanti coba cek ricek smuanya via Traveloka spya lebih jelas dan ada bayangan

    ReplyDelete
  18. Agak beda nih destinasi impiannya Pakistan, hehe. Aku palingan mau ke Uzbekistan aja lah. Nanti coba cek ricek smuanya via Traveloka spya lebih jelas dan ada bayangan

    ReplyDelete